Wonogiri (MKnews)-Warga Desa Kerjo Lor di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri mendapat pelatihan pembangunan jamban sehat berstandar SNI oleh United States Agency for International Development (USAID) melalui program bantuan Indonesian Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) Tangguh. Pelatihan yang digelar selama dua hari mulai Rabu (8/3/2023) hingga Kamis (9/3/2023) tersebut juga didampingi oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Wonogiri, Heru Utomo.
Ditemui di Balai Desa Kerjo Lor, Selasa (8/3/2023) pagi, lelaki yang akrab disapa Heru tersebut mengatakan program pendampingan USAID IUWASH Tangguh ini turun ke delapan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan akan berlangsung dalam kurun waktu lima tahun.
“Dua desa di Kabupaten Wonogiri, di tahun 2023 ini, yakni Desa Kerjo Lor di Kecamatan Ngadirojo dan Kelurahan Giripurwo di Kecamatan Wonogiri terpilih sebagai pilot project untuk program yang diinisiasi atas kemitraan USAID dengan Pemerintah Indonesia. Program ini nantinya akan berjalan cukup panjang, yakni selama lima tahun sejak tahun 2023 hingga 2027 mendatang,” kata Heru.
Heru Utomo menuturkan, pelatihan dan pendampingan ini dimaksudkan untuk mewujudkan sarana sanitasi yang layak, sehat, dan berstandar SNI. Pihaknya menekankan, bahwa pelatihan di Desa Kerjo Lor diutamakan untuk meningkatkan kualitas sarana sanitasi yang sudah dimiliki masyarakat.
“Jadi pelatihan ini nantinya bukan hanya menambah ilmu dan pengetahuan masyarakat terkait standarisasi jamban yang sehat, tapi juga diharap mampu mendorong perubahan perilaku hygiene masyarakat. Setelah pelatihan ini nanti, outcome-nya adalah masyarakat tergerak hatinya untuk memperbaiki jamban yang belum standar, dan meningkatkan kualitas perilaku hidup sehatnya,” tambah Heru.
Sementara itu, Kepala Desa Kerjo Lor, Laura Isabella menyambut baik adanya pelatihan dan pendampingan ini. Dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mendapat kesempatan untuk dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh.
“Kami menyambut baik program ini dan mengimbau kepada masyarakat yang pada hari ini hadir dan mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini secara gratis, untuk dapat dimanfaatkan betul diserap ilmunya, selanjutnya dipraktikkan,” kata Laura.
Laura berharap, dengan dengan dipilihnya Desa Kerjo Lor menjadi wilayah percontohan, masyarakat Desa Kerjo Lor pun dapat mengikuti seluruh program yang dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh.
“Kami juga berharap, semoga Desa Kerjo Lor berhasil menjadi desa percontohan yang baik bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam upaya pengembangan sanitasi dan perilaku hygiene yang sehat,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, program kerja sama yang terjalin antara Pemkab Wonogiri dengan USAID IUWASH Tangguh ini dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan akses ke layanan air minum yang inklusif dan tahan iklim, sanitasi yang dikelola dengan aman, meningkatkan pengelolaan sumber daya air untuk mendukung layanan air minum yang tangguh, menggerakkan adopsi perilaku dan peningkatan kualitas sanitasi masyarakat, serta memperkuat tata kelola dan pembiayaan sektor air bersih.
Sony Suharsono selaku City Facilitator USAID IUWASH Tangguh yang bertugas di Kabupaten Wonogiri mengatakan bahwa USAID IUWASH Tangguh akan memberdayakan beberapa tenaga ahli yang akan berkontribusi dalam pelaksanaan program. Tenaga ahli tersebut akan melakukan kunjungan rutin secara berkala di lapangan. Tenaga ahli yang dimaksud nantinya akan melakukan pendampingan, pemanduan, perluasan jaringan, dan pelatihan maupun tukar pengalaman untuk mendorong implementasi program,
Sony mengatakan pihaknya akan melakukan peninjauan atas kemajuan pelaksanaan program ini, berikut menganalisa tantangan dan kendala yang mungkin terjadi pada pelaksanaan program USAID IUWASH Tangguh.
“Ini adalah tahun pertama pelaksanaan program USAID IUWASH Tangguh di Kabupaten Wonogiri. Rencananya program ini akan kami laksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Tugas kami di sini adalah melakukan pendampingan, peninjauan pelaksanaan kegiatan, serta menyusun laporan perkembangan kegiatan ini,” terang Sony.
Sony menyampaikan, output yang diharapkan dari dilaksanakannya program ini adalah terwujudnya peningkatan kualitas air minum, sanitasi aman dan higienis, serta layanan air minum yang tangguh dan berkelanjutan di Kabupaten Wonogiri. (kominfo/red)