Ada dua kabar dari Bandung yang sedang hangat dibicarakan dalam beberapa hari belakangan ini. Pertama, mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang bebas dari penjara Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, bandung, Jawa Barat. Anas adalah narapidana kasus korupsi proyek Hambalang. Kedua, penetapan tersangka oleh KPK kepada Wali Kota Bandung Yana Mulyana atas dugaan korupsi proyek Bandung Smart City.
Kasus yang menimpa Wali Kota Bandung menambah panjang daftar kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat birokrasi pemerintahan. Korupsi tidak hanya terjadi di pemeritah daerah kota/kabupaten dan provinsi, tapi juga di kementerian, BUMN dan juga kalangan swasta.Korupsi sudah terjadi di semua relung-relung kehidupan.
Seseorang yang kebetulan ditangkap karena kasus korupsi, menurut Prof Imam Suprayoga, Rektor UIN Malang 1997-2013, adalah karena sial. Pelaku korupsi, menurut Prof Imam masih banyak jumlahnya tapi beruntung, mereka belum tertangkap. Garis pembeda mereka selama ini adalah Sebagian tertangkap dan lainnya belum, atau Sebagian masih beruntung sedang lainnya sudah datang nasib sialnya.
Karena dampak tindakan korupsi sangat merugikan negara khususnya dalam pembangunan ekonomi dan memperparah ketimpangan sosial, menyebabkan korupsi disebut sebagai kejahatan luar biasa atau extraordinary crime. Sejajar dengan terorisme, penyalahgunaan narkoba, dan perusakan lingkungan berat. Bahkan berdasarkan Statuta Roma, korupsi sejajar dengan kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi.
Saat ini umat Islam sedang menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Fenomena korupsi khususnya yang terjadi di bulan ini menunjukkan kesenjangan antara ritual puasa dan implementasi pesan moral yang dikandungnya dalam kehidupan.
Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan sesungguhnya sebuah instrument untuk meneladani sifat-sifat Allah Swt. Allah memperkenlkan diri-Nya zat yang memberi makan dan tidak makan (Al-An’Am: 14) maka selama puasa kita dilatih untuk tidak makan, minum dan memberi makan kepada orang yang memutuhkan. Sifat Allah Ar Rozak kita teladani dengan melatih diri untuk berbagi kepada fakir miskin dengan zakat, infak dan sedekah.
Diantara sifat Allah yang berjumlah 99 itu adalah Maha Jujur atau Al Mu’min. Puasa melatih pentingnya karakter jujur. Tidak ada yang mengetahui apakah kita berpuasa atau tidak selain Allah dan diri kita sendiri. Meskipun tidak ada orang kita tetap tidak makan dan tidak minum. Inilah Latihan untuk berlaku jujur. Jujur meskipun tidak ada orang yang mengawasi. Pengawasannya adalah kesadaran dan keyakinan bahwa ada Allah yang melihat dan menyaksikan setiap tingkah dan lakunya.
Kejujuran menurut Rektor IPB Prof Arif Satria, berujung kepada kepercayaan (trust), dan kepercayaan kini diyakini sebagai bagian bagian penting dalam modal sosial yang akan mampu mentrasformasi bangsa. Kejujuran akan melahirkan masyarakat bersih yang terbebas dari korupsi.
Mengingat ajaran puasa terdapat dalam semua agama meskipun bentuk dan tata canya berbeda, dan penduduk Indonesia semua adalah orang beragama, kita patut refleksi: mengapa korupsi semakin menjadi-jadi? ( Rasyid Taufik))